Recent post
Archive for 2016
Elemen-Elemen Pengendalian Internal(Versi COSO) ,yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secarakolektif.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
- pengendalian umum
- pengendalian aplikasi
- otorisasi yang tepat
- pencatatan dan dokumentasi
- pemeriksaan independen
b) Pemisahan tugas
c) Pengendalian fisik
d) Telaah kinerja
4. Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :
- a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
- b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
- c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
- d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
5. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan
Fokus Internal Coso:
- Fokus Pengguna Utama adalah manajemen.
- Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum.
- Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
- Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manajemen resiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi.
- Fokus pengendalian dari eSAC adalah keseluruhan entitas.
- Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut diterapkan dalam poin waktu tertentu.
- Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari eSAC ditujukan kepada manajemen.
kelemahan pengendalian internal menurut COSO :
Aktifitas pengendalian, sebagai komponen kerja dari struktur pengendalian internal COSO membahas pengendalian dari sisi pelaporan keuangan dan sisi sistem informasi (pengendalian umum dan pengendalian aplikasi).
Maka Pengendalian umum dan aplikasi versi COSO dijelaskan menurut COBIT melalui pengendalian menyeluruh, pengendalian terinci dan pengendalian aplikasi.
PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain.
TUJUAN PENGENDALIAN INTERN ADALAH MENJAMIN MANAJEMEN PERUSAHAAN AGAR :
1. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
2. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
3. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
1. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
2. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
3. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
SASARAN PENGENDALIAN INTERN
1. Mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien.
2. Laporan Keuangan yang handal/akuntabel
3. Perlindungan asset
4. Mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi
5. keseduaan dengan hukum dan peraturan –peraturan yang berlaku
6. membantu menentukan kebijakan manajerial
1. Mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efisien.
2. Laporan Keuangan yang handal/akuntabel
3. Perlindungan asset
4. Mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi
5. keseduaan dengan hukum dan peraturan –peraturan yang berlaku
6. membantu menentukan kebijakan manajerial
KOMPONEN – KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Ada beberapa komponen dalam pengendalian lingkungan antara lain :
1. Filosofi manajemen dan gaya operasi
2. Integritas dan nilai-nilai etis
3. Komitmen terhadap kompetensi
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Sebuah pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran esiko yang dihadapi oleh organisasi baik ynag berasal dari dalam meupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam penaksiran resiko adalah sebagai berikut :
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
• Menaksir resiko yang berpengaruh cukup signifikan
• Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko 4. Dewan direksi dan panitia audit
5. Struktur organisasi
6. Tugas tanggung jawab dan otoritas
7. Kebijakan SDM dan Prektek
8. Pengaruh eksternal.
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Ada beberapa komponen dalam pengendalian lingkungan antara lain :
1. Filosofi manajemen dan gaya operasi
2. Integritas dan nilai-nilai etis
3. Komitmen terhadap kompetensi
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Sebuah pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran esiko yang dihadapi oleh organisasi baik ynag berasal dari dalam meupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam penaksiran resiko adalah sebagai berikut :
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
• Menaksir resiko yang berpengaruh cukup signifikan
• Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko 4. Dewan direksi dan panitia audit
5. Struktur organisasi
6. Tugas tanggung jawab dan otoritas
7. Kebijakan SDM dan Prektek
8. Pengaruh eksternal.
COSO
COSO adalah singkatan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, dimana merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.
Komisi ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA, IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi yang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan institusi pendidikan.
Walaupun disponsori sama 5 professional association, tapi pada dasarnya komisi ini bersifat independen dan orang2 yang duduk di dalamnya berasal dari beragam kalangan: industri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor.
Poin penting dalam report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework (1992):
Definisi internal control menurut COSO yaitu suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
* Efektifitas dan efisiensi operasional
- * Reliabilitas pelaporan keuangan
- Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
- Control Environment
- Risk Assessment
- Control Activities
- Information and communication
- Monitoring
Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
- Internal Environment
- Objective Setting
- Event Identification
- Risk Assessment
- Risk Response
- Control Activities
- Information and Communication
- Monitoring
COBIT
Control Objective for Information & Related Technology (COBIT)
COBIT, adalah sebuah kerangka kerja yang dibuat oleh ISACA untuk Information Technology (IT)management dan IT governance. COBIT adalah sebuah toolset pendukung yang memungkinkan manajer untuk menjembatani kesenjangan antara persyaratan kontrol, masalah teknis dan risiko bisnis.
Pedoman COBIT memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan pengaturan TI secara efektif dan pada dasarnya dapat diterapkan di seluruh organisasi dan merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
Komponen COBIT
· Framework: Mengatur tata kelola TI tujuan dan praktek yang baik oleh TI domain dan proses, dan menghubungkan mereka dengan kebutuhan bisnis.
· Process descriptions: Sebuah proses referensi model dan bahasa yang umum bagi semua orang dalam sebuah organisasi. Peta proses untuk wilayah tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau.
· Control objectives: Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses TI.
· Pedoman manajemen: Bantuan tanggung jawab menetapkan, menyepakati tujuan, mengukur kinerja, dan menggambarkan hubungan timbal balik dengan proses lainnya.
· Maturity models: Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk mengatasi kesenjangan.
Kerangka Kerja COBIT
· Control Objectives: Terdiri atas empat tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam empat domain, yaitu: Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring & Evaluation.
· Audit Guidelines: Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance dan/atau saran perbaikan.
· Management Guidelines: Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang harus dilakukan.
Reference :
Hambatan pasif adalah hambatan yang disebabkan
secara tidak sengaja. Contoh ancaman pasif adalah sistim bermasalah, seperti
karena bencana alam. Sistem bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan
peralatan dan komponen. Berbeda dengan hambatan aktif yang secara sengaja menghambat
sistem, hambatan pasif biasanya diakibatkan oleh ketidaksengajaan atau tidak
direncanakannya hambatan tersebut. hambatan pasif mencakup kesalahan-kesalahan
system, termasuk gangguan alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan
badai. Kesalahan system mewakili kegagalan peralatan komponen seperti kelemahan
disk, kekurangan tenaga, dan sebagainya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan
dengan cara full backup data.
Kegagalan Sistem
Kegagalan sistem ini terdiri dari antara lain:
Gangguan listrik
Kegagalan peralatan
Kegagalan fungsi perangkat lunak
Kesalahan Manusia
Hambatan pasif yang disebabkan oleh kegagalan manusia
yaitu antara lain :
Kesalahan pemasukan data
Kesalahan penghapusan data
Kesalahan operator (kesalahan memberikan label pada pita
magnetik)
Bencana Alam
Hambatan pasif yang terjadi karena bencana alam memang
tidaklah bisa dihindari dan diduga karena bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa
kita sadari. Contohnya yaitu :
Gempa Bumi
Banjir
Kebakaran
Perang dsb
Pengertian Hambatan Aktif :
Hambatan aktif adalah hambatan yang diterima oleh sistem
secara langsung oleh si penghambat tersebut. Hambatan aktif sendiri dilakukan
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan sebuah pekerjaan
dan menyalahgunakan prosedur yang ada.
Contoh hambatan aktif yang biasa terjadi :
Penggantian berkas secara langsung
Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh
orang yang punya akses secara langsung terhadap basis data.
Manipulasi input
Manipulasi input merupakan metode yang biasa digunakan.
Metode ini mensyaratkan kemampuan teknis yang paling minimal. Seseorang bisa
saja mengubah input tanpamemiliki pengetahuan mengenai cara operasi sistem
komputer.
Mengubah program
Merubah program mungkin merupakan metode yang paling
jarang digunakan untuk melakukan kejahatan komputer. Langkahnya
penggunaan metode ini mungkin karenadibutuhkan keahlian pemrograman yang hanya
dimiliki oleh sejumlah orang yang terbatas.Selain itu, banyak perusahaan besar
memiliki metode pengujian program yang dapatdigunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan dalam program.
Mengubah file secara langsung
Dalam nenerapa kasus, individu-individu tertentu
menemukan cara untuk memotong (bypass) proses normal untuk menginputkan data ke
dalam program computer. Jika hal ituterjadi, hasil yang dituai adalah bencana.
Pencurian data
Sejumlah informasi ditransmisikan antarperusahaan melalui
internet. Informasi ini rentan terhadap pencurian pada saat transmisi.
Informasi bisa saja disadap. Ada juga kemungkinanuntuk mencuri disket atau CD
dengan cara menyembunyikan disket atau CD ke dalamkantong atau tas. Laporan
yang tipis juga bisa dicuri dengan dimasukkan ke dalam kotak sampah.
Sabotase
Seorang penyusup menggunakan sabotase untuk membuat
kecurangan menjadi sulit dan membingungkan untuk diungkapkan. Penyusup mengubah
database akuntansi dan kemudian mencoba menutupi kecurangan tersebut dengan
melakukan sabotase terhadapharddisk atau media lain.
Pencurian atau penyalahgunaan sumber sistem
Salah satu jenis penyalahgunaan informasi terjadi pada
saat seorang karyawan menggunakan sumber daya komputer organisasi untuk
kepentingan pribadi.
Cara utama untuk mencegah hambatan aktif adalah dengan menerapkan
tahap-tahap pengendalian akses yaitu pengedalian lokasi, akses sistem dan akses
file.
DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Menurut para Ahli :
Contoh Gambar Data Flow Diagram
Sumber :